Rabu, 03 Mei 2017

Kader BKR Mengkaras melakukan Sosialisasi Program Genre di Majlis Ta'lim

Kegiatan ini merupakan inisiasi yang disampailan oleh kelompok agar program Generasi Berencana masuk dalam kegiatan rutin keagamaan dalam bentuk majlis ta'lim. pola integrasi ini baru 2 tahun terakhir diterapkan dan hasilnya cukup menggembirakan...


BKR Mengkaras dan Usaha Ekonomi Produktif

Kegiatan ini merupakan usaha yang dilakukan oleh pengurus dengan tujuan mendapatkan dana yang kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan ragam kegiatan. memang tidak besar, tapi setidaknya dapat menyumbang pendapatan dan simpanan bagi buku khas... hehe semangat MENGKARAS




Kunjungan Rumah BKR Mengkaras kerumah remaja Putus Sekolah

Legiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada orang tua remaja bahwa pendidikan merupakan hal penting bagi remaja. semoga kedepan ada langkah jitu yang bisa diambil sehingga remaja yang putus sekolah dapat tetap mengenyam dunia pendidikan.




Senin, 16 Januari 2017

Rapat Persiapan Musrenbang Desa Kerakas

Segala sesuatu memang harus direncanakan dan musyawarahkan. kesepakatan ini diharapkan dapat menghasilkan program yang baik dan kemudian dicantumkan dalam kegiatan musyawarah tertinggi desa senin depan.



Musrenbang Desa tahun 2017

Alhamd, semua berjalan lancar, semoga desa Kerakas semakin baik dan masyarakatnya makmur sejahtera. amiin




Jumat, 30 Desember 2016

Hiruk Pikuk Pemilihan BPD Desa Kerakas

BPD merupakan tendem desa melakukan pembangunan, perannya yang sentra dalam membangun desa diharapkan dapat berjalan secara maksimal sehingga visi-misi desa dapat tercapai dengan baik.



Selasa, 08 November 2016

Profil Bunda PAUD Desa Kerakas

BUNDA PAUD DESA KERAKAS

Assalamulaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Segala Puji Bagi Allah, Shalawat Serta Salam Atas Rosulullah...
Para hadirin dan Tamu undangan yang Budiman,

Penyampaian  Pendidikan perihal Pendidikan Anak Usia dini dianggap penting mengingat rentannya masa-masa Usia dini yang sangat membutuhkan pembinaan dari berbagai macam pihak. terlebih ketika anak usia dini berada pada usia bermain dan berkreasi sesuai jenjang usianya. Dalam menanggapi keadaan yang demikian, kami selaku bunda PAUD mengambil kebijakan sebagaimana mestinya sesuai dengan semangat kami dalam memajukan dan memebrikan pendidikan serta pembinaan pada tunas-tunas Desa Kerakas kami tercinta. Kegiatan yang kamilaksanakan lebih terfokus pada dua poin yang sangat penting dalam hemat kami.
Pertama, bagaimana kita selaku pendidik dan orang tua yang memiliki banak usia dini mampu memahami nilai-nilai lokal yang seolah bersifat parsial, menjadi sebuah nilai yang lebih universal dan langsung kami terapkan dalam dunia pendidikan anak usia dini di Desa Kami. Tentu pendekatan yang dilakukan hendaknya secara tepat dan elegan sehingga kemudian menimbulkan dampak yang signifikan bagi anak-anak usia dini di desa kami. Memang tidak mudah, terlebih zaman telah memainkan perannya sehingga paradigma orang tua dan guru-guru pendidik kebanyakan (jika tidak boleh dikatan seluruhnya) telah tergiring dalam nuansa modernisasi, globalisasi dan informasi yang turut membawa perubahan sosial yang begitu cepat. Namun satuhal yang harus diyakini oleh kita selaku orang tua dan tenaga pendidik bahwa setiap perubahan terhadap asumsi dasar manusia, maka akan turut membawa perubahan terhadap pemahaman manusia atas alam, manusia yang lain bahkan Tuhan dan termasuk pula didalamnya pemahaman terhadap nilai-nilai lokal. Sedangkan keteguhan dan kecerdasan generasi penerus dalam memahami nilai-nilai lokal merupakan pertaruhan yang penting karena akan erat kaitannya dengan corak dan out-put yang dihasilkan ketika mereka berhadapan langsung (face to face) dengan zaman dikemudian hari yang dalam bahasa yang berbeda, berarti erat kaitannya dengan era perubahan tata kehidupan sosial. Pada level pertama ini, fokus terpenting terletak pada bagaimana pendekatan para orang tua dan tenaga pendidik dalam menanamkan pemahaman nilai-nilai lokal di tengah-tengah sistem sosial remaja yang ‘katanya’ telah masuk pada taraf yang mengkhawatirkan.
Kedua, bagaimana konsepsi nilai-nilai lokal yang kemudian mampu digunakan sebagai senjata dalam menanggulangi ragam ekses negatif dari gelombang serangan belati perubahan sosial pada era moderen seperti sekarang ini. pada taraf ini, penanaman nilai-nilai lokal tidak hanya terfokus pada anak usia dini saja namun namun juga seluruh lapisan masyarakat di desa kami sesai dengan visi-misi Kepala desa kami untuk merubah pola pikir masyarakat di bidang apapun .
Jika kita mencoba untuk melihat dari sudut pandang anak usia dini, bahwa secara psikologis mereka masih dalam nuansa bermain dan memang harus kita akui bahwa itu memang dunianya. Kita selaku orang tua dan tenaga pendidik hendaknya mampu mengarahkan duini mereka pada sisi-sisi kreatifitas dan kemampuan dasar mereka sesuai dengan jenjang usia. Namun demikian, nuansa-nuansa lokal tetap menjadi panglima dalam pemilihan metode yang hendak digunakan.
Bentuk kekhawatiran pertama misalnya, kita pahami bersama bahwa terkadang jubah gelar dan metode yang kita dapatkan dari bangku-bangku sekolah menjadikan kta jauh dari diri kita yang sebenarnya sehingga, terkadang anak-anak didik kita yang masihi usia dini tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang jauh dari budayanya. Pada taraf ini, desa Kerakas menginginkan agar-anak usia dini kami tumbuh sebagai manusia yang memang dekat dengan tradisi dan budayanya, namun juga tidak tercerabut dari kehidupan usia mereka yakni bermain.
Bentuk pendidikan yang kedua, kami selaku bunda PAUD menitik beratkan tugas besar ini kepada diri kami sendiri, orang tua dan seluruh tenaga pendidik agar mampu menarik metode yang sesuai dengan unsur lokal dengan meraciknya menjadi metode yang disenangi dan disukai oleh anak-anak.
Sebagai penutup, harapan besar tetap kami sematkan pada seluruh masyarakat yang ada agar semakin bersemangat untuk sama-sama membangun generasi yang berkualitas, cerdas dan sehat melalui program yang ada sehingga lahirlah anak-anak yang mampu meneruskan jenjang estafet bangsa ini.
Moto Kami ”Generasi Cerdas, berlandaskan nilai lokal dan berwawasan Global”



Desa Kerakas, 21 Oktober 2016



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan dalam terbentuknya kepribadian anak. Dalam bahasa yang berbeda, pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang fundameltal dalam membentuk karakter dan kerangka dasar dari pengetahuan anak. Disamping itu, pendidikan anak usia dini sangat diperlukan dalam upaya peningkatan dan pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohani sehingga anak-anak Indonesia memiliki kesiapan dalam menyongsong jenjang pendidikan selanjutnya. Sebagai mana disebutkan para ahli bahwa usia dini merupakan usia emas (golden age) yang hanya terjadi satu kali seumur hidup mausia. Sehingga dengan demikian, pada masa inilah hendaknya dilakukan penanaman dasar-dasar pengetahuan dan perkembangan baik fisik, emosional, bahasa dan kemampuan berinteraksi secara sosial dengan lingkungan sekitarnya.
Selain itu, menurut Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional, Pasal 12 Ayat 2 menyatakan “Selain jenjang pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat satu, dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah.” adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan atas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup (Ramaikis Jawati, 2013 : 252).
Dengan demikian, Kesadaran akan pentingnya pendidikan sejak usia dini telah mendorong pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, untuk membuat sebuah direktorat baru yang bernama Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui  pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa fungsi pendidikan anak usia dini adalah supaya perkembangan kemampuan anak dapat berkembang secara utuh sesuai dengan usianya. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini(Santoso, 2004 : 27).
Perkembangan kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan, yang didorong rasa ingin tahu yang besar pada diri anak. Kognitif akan cepat berkembang, apalagi melalui permainan yang menggunakan benda yang disukai anak.
Anak usia dini memiliki kepekaan tersendiri pada dirinya. bentuk interaksi dirinya dengan hal-hal yang berada disekitarnya akan terekam dengan baik dan menjadi acuan dalam bertindak dikemudian hari. Sehingga bagi pelaksana pendidikan pada PAUD diperlukan cara yang tepat dan metode yang tepat pula dalam melakukan pembinaan terhadap anak usia dini.
Sehingga dengan demikian,  Perkembangan dan pertumbuhan pada anak harus distimulasi dengan baik, agar tugas perkembangannya dapat berkembang secara optimal. Salah satu tugas perkembangan yang harus distimulasi adalah perkembangan kognitif dengan mengenalkan benda-benda yang ada di sekitar anak. Dalam pertumbuhannya, anak-anak tidak dapat dipisahkan dari benda-benda yang ada di sekitarnya. Sejak kecil mereka sudah mengenal benda-benda terdekatnya yang bentuk bendanya sama dengan bentuk geometri, misalnya koin, lemari, meja, buku, bola, atau benda lainnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari dan keperluan bermain (Mukhtar Latif, Zukhairina, Rita Zubaidah, dan Muhammad Afandi, 2013 : 3).

B. Tujuan
Berkaitan dengan dengan penulisan Profil Bunda PAUD ini, kami memiliki maksud dan tujuan untuk menggambarkan aktifasi dan keseriusan kami selaku Bunda PUAD dalam melaksanakan pembinaan terhadap anak usia dini dengan berkoordinasi dengan ragam instasi agar tujuan dan cita-cita luhur kami tercapai. 

C. Ruang Lingkup Kegiatan
Gambaran yang kami berikan adalah berkaitan dengan keadaan kami di Desa Kerakas khususnya PAUD Desa Kerakas dalam melakukan pembinaan dan pendidikan terhadap anak-anak udia dini di desa Kerakas kami tercinta.

BAB II
PROFIL WILAYAH DESA KERAKAS

A. Jumlah Penduduk Desa Kerakas

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis kelamin dan KK
NO
NAMA  DESA/KELURAHAN
JUMLAH LAKI-LAKI 2015
JUMLAH PEREMPUAN 2015
JUMLAH KK 2015
JUMLAH PENDUDUK 2015
1.
KERAKAS
656
613
385
1269


B. Kondisi Geografis
Desa Kerakas merupakan desa yang berbatasan langsung dengan beberapa desa yang ada di Kabupaten Bangka Tengah. Secara iklim, desa Kerakas sama dengan desa-desa pada umumnya. berkaitan dengan batas wilayah, di sebelah barat, desa kerakas berbatasan langsung dengan desa Kerantai. Di sisi timur berbatasan dengan desa Kemingking. Di sisi Selatan berbatasan langsung dengan desa Lampur dan pada sisi Utara berbatasan langsung dengan desa Sungkap.
Sebagaimana curah hujan yang cukup tinggi, desa kerakas dikelilingi oleg hutan hujan tropis yang sangat luas, hal ini ditambah dengan secara mayoritas desa Kerakas berada di daerah perbukitan sehingga tampak indah untuk dikunjungi.

C. Kondisi Sosial Budaya
1.      Desa Kerakas dapat terbilang sebagai desa yang sangat majemuk yang berada di wilayah Kecamatan Sungaiselan.  Kurang lebih 40% penduduk kerakas berasal dari ragam suku dan budaya seperti Jawa, batak, Flores dan etnis tionghua. Namun dari kesemuanya, budaya melayu tetap kental terasa dengan angka kisaran 60% penduduk desa Kerakas adalah Melayu Bangka. Namun demikian secara sosial kami mampu berbaur dengan baik dan harmonis tanpa ada cras interes kesukuan.
2.      dari sisi perekonomian, Masyarakat desa kerakas pada umnya berprofesi sebagai petani lada dan palawija. Angka kisaran masyarkaat yang bertani berkisar hingga 70%. Sedangkan sisanya berprosesi sebagai pekerja harian dan pendulang timah.
3.      budaya yang ada pada desa Kerakas terbilang beragam. Namun bentuk majemuk yang ditunjukkan dari sisi suku dan budaya justru melahirkan kebersamaan dan semangat gotongroyong yang tinggi pada masyarakat.


BAB III
Program dan Pelaksanaan Kegiatan PAUD

A. Angka Partisipasi Kasar
Sebelum masuk pada angka-angka yang berkaitan dengan partifasi, kami jelaskan terlebih dahulu pembagian usia kurun waktu anak usia dini sekaligus pola koordinais kami terhadap pembinaan anak usia dini di desa Kerakas Kecamatan Sungaiselan.
Berdasarkan keunikannya dalam perkembangan dan pertumbuhan, anak usiadini terbagi ke dalam tiga tahapan yaitu: masa bayi usi lahir – 12 bulan, Masa balita usia 1 – 3 tahun, (3) masa pra sekolah usia 3 – 6 tahun, (4) masa kelas awal SD usia 6 – 8 tahun. KBK (2002).
Berdasarkan pembagian kurun usia diatas, pada fase usia awal kelahiran hingga 2 tahun kami berkerja sama dengan dinas kesehatan yang aktif dalam melaksanakan kegiatan POSYANDU di Desa Kami minggu kedua setiap bulannya. Sedangkan pada tatran usia dini 0-6 tahun kami berkerjasama dengan dinas KB dalam melaksanakan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) secara bersamaan. Jika melirik model BKB ini desa Kerakas berada pada model yang pertama, yakni pelaksanaannya dilaksanakan secara bersamaan namun pada tempat yang berbeda sesuai kelompok usia masing-masing.

PAPARAN DATA
PAUD
NO
Nama Desa
KK Yang Memiliki Balita 2-6 Tahun
Persentase Kaktifan dalam PAUD
Keterangan
1
Desa Kerakas
132
98%
Data PAUD dan Desa Tahun 2015

Data ini menunjukkan angka 98% dikarenakan terdapat pendatang yang telah melakukan pindah jiwa namun belum melibatkab anknya dalam kegiatan PAUD. Dalam proses kami akan berusaha mencapai angka 100%.

POSYANDU
NO
Nama Desa
KK Yang Memiliki Balita 0-2 Tahun
Persentase Kaktifan dalam PAUD
Keterangan
1
Desa Kerakas
67
63%
Data Keaktifan POSYANDU Hingga Oktober 2016

Data ini menunjukkan angka persentasi yang masih rendah sebagai standar nasional yang menyentuh angka kurang lebih 90%. Selaku Bunda PAUD sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kerakas kami akan berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat yang memiliki balita usia POSYANDU agar aktif sehingga ada peningkatan kesertaan.
BKB (Bina Keluarga Balita)
NO
Nama Desa
KK Yang Memiliki Balita 0-6 Tahun
Persentase Kaktifan dalam PAUD
Keterangan
1
Desa Kerakas
199
87%
Data Keaktifan POSYANDU Hingga Oktober 2016

Data berasal dari Penyuluh Keluarga Berencana Desa Kerakas. Angka ini berasal dari komulatif antara Masyarakat yang hadir di POSYANDU dan PAUD dimana tempat pelaksanaan kegiatan BKB dilaksanakan. Perlu dipahami bahwa yang menjadi sasaran kegiatan BKB adalah orang tua yang memiliki balita.

B. Kerjasama dan Dukungan
Dukungan yang kami berikan dalam pelaksanaan kegiatan PAUD di Desa Kerakas adalah dana tetap yang kami anggarkan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2015 dengan besaran anggaran sebesar 5 Juta Rupiah pada tahun 2015 dan 9 Juta Rupiah pada Tahun 2016.
Selain itu, melalui dana APBD kader BKB juga mendapatkan insentif setiap bulannya dan diserahkan setiap 3-6 bulan sekali tiap tahunnya.


C. Pemenuhan Target Program PAUD
Hingga kini desa Kerakas telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam melaksanakan program PAUD Desa. Namun demikian, keseriusan kami tetap kami tunjukkan dengan terus melakukan peningkatan terhadap sarana dan prasarana yang ada seperti pengadaan alat-alat ajar dan sarana prasarana yang berkaitan dengan pelaksanakan proses belajar mengajar di PAUD Desa Kerakas.

D. Inovasi dan Kreatifitas
1.      Berkaitan dengan motovasi dan partisifasi masyarakat, pada umumnya masyarakat Desa Kerakas telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Kami katakan signifikan karena kami yakini bahwa manusia akan terus senantiasa berproses dan belum akan sampai pada kesempurnaan. Namun dengan adanya kebijakan bahwa untuk masuk sekolah dasar harus menyertakan sertifikat PAUD, maka dengan sendirinya masyarakat berbondong-bondong untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan pendidikan PAUD di desa kami tercinta.
2.      Sedangkan berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, program PAUD Desa Kerakas juga telah berkembang menjadi TK sehingga cakupannya bisa lebih spesifik dan terarah.
3.      Pada dasarnya dari sisi internal, telah dilaksanakan kegiatan perlombaan pada anak-anak didik agar mereka tumbuh menjadi manusia yang terbiasa dalam nuansa kompetitif. Sedangkan pada sisi eksternal, kami menyambut baik pelaksanaan ragam kegiatan lomba PAUD yang diadakan dengan harapan, kami mampu untuk mengetahui kekurangan kami dibanding PAUD yang ada di desa-desa yang lain sehingga PAUD di desa Kerakas kami ini semakin baik di kemudian hari.
4.      Kaitannya dengan peningkatan kapasitas dan mutu PAUD, kami berusaha untuk menghadirkan tenaga pendidik yang berkualitas dan sesuai dengan standar kompetensi yang ada sehingga pada sisi SDM diupayakan tidak perlu ada keraguan lagi. Selain sarana prasarana yang terus mengalami upgrading setiap tahunnya.   
BAB VI
PENUTUP
Demikian profil Bnda PAUD ini kami susun dengan harapan dapat dugunakan dengan baik oleh para yang berkepentingan sekaligus sebagai data identitas diri dan patokan dalam melakukan kegiatan serta bagi kalangan eksternal dapat digunakan sebagai salah satu bahan rujukan dan pembelajaran. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan profil ini masih ada beberapa kekurangan sehingga secara etis diharapkan masukan yang membangun demi perbaikan kelompok dan kegiatan kami. Terimakasih. Wassalam...


Add caption