BUNDA PAUD DESA KERAKAS
Assalamulaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh,
Segala
Puji Bagi Allah, Shalawat Serta Salam Atas Rosulullah...
Para
hadirin dan Tamu undangan yang Budiman,
Penyampaian Pendidikan perihal Pendidikan Anak Usia dini
dianggap penting mengingat rentannya masa-masa Usia dini yang sangat
membutuhkan pembinaan dari berbagai macam pihak. terlebih ketika anak usia dini
berada pada usia bermain dan berkreasi sesuai jenjang usianya. Dalam menanggapi
keadaan yang demikian, kami selaku bunda PAUD mengambil kebijakan sebagaimana
mestinya sesuai dengan semangat kami dalam memajukan dan memebrikan pendidikan
serta pembinaan pada tunas-tunas Desa Kerakas kami tercinta. Kegiatan yang
kamilaksanakan lebih terfokus pada dua poin yang sangat penting dalam hemat
kami.
Pertama,
bagaimana kita selaku pendidik dan orang tua yang memiliki banak usia dini
mampu memahami nilai-nilai lokal yang seolah bersifat parsial, menjadi sebuah
nilai yang lebih universal dan langsung kami terapkan dalam dunia pendidikan
anak usia dini di Desa Kami. Tentu pendekatan yang dilakukan hendaknya secara
tepat dan elegan sehingga kemudian menimbulkan dampak yang signifikan bagi
anak-anak usia dini di desa kami. Memang tidak mudah, terlebih zaman telah
memainkan perannya sehingga paradigma orang tua dan guru-guru pendidik
kebanyakan (jika tidak boleh dikatan seluruhnya) telah tergiring dalam nuansa
modernisasi, globalisasi dan informasi yang turut membawa perubahan sosial yang
begitu cepat. Namun satuhal yang harus diyakini oleh kita selaku orang tua dan
tenaga pendidik bahwa setiap perubahan terhadap asumsi dasar manusia, maka akan
turut membawa perubahan terhadap pemahaman manusia atas alam, manusia yang lain
bahkan Tuhan dan termasuk pula didalamnya pemahaman terhadap nilai-nilai lokal.
Sedangkan keteguhan dan kecerdasan generasi penerus dalam memahami nilai-nilai
lokal merupakan pertaruhan yang penting karena akan erat kaitannya dengan corak
dan out-put yang dihasilkan ketika mereka berhadapan langsung (face to face)
dengan zaman dikemudian hari yang dalam bahasa yang berbeda, berarti erat
kaitannya dengan era perubahan tata kehidupan sosial. Pada level pertama ini,
fokus terpenting terletak pada bagaimana pendekatan para orang tua dan tenaga
pendidik dalam menanamkan pemahaman nilai-nilai lokal di tengah-tengah sistem
sosial remaja yang ‘katanya’ telah masuk pada taraf yang mengkhawatirkan.
Kedua,
bagaimana konsepsi nilai-nilai lokal yang kemudian mampu digunakan sebagai
senjata dalam menanggulangi ragam ekses negatif dari gelombang serangan belati
perubahan sosial pada era moderen seperti sekarang ini. pada taraf ini,
penanaman nilai-nilai lokal tidak hanya terfokus pada anak usia dini saja namun
namun juga seluruh lapisan masyarakat di desa kami sesai dengan visi-misi
Kepala desa kami untuk merubah pola pikir masyarakat di bidang apapun .
Jika
kita mencoba untuk melihat dari sudut pandang anak usia dini, bahwa secara
psikologis mereka masih dalam nuansa bermain dan memang harus kita akui bahwa
itu memang dunianya. Kita selaku orang tua dan tenaga pendidik hendaknya mampu
mengarahkan duini mereka pada sisi-sisi kreatifitas dan kemampuan dasar mereka
sesuai dengan jenjang usia. Namun demikian, nuansa-nuansa lokal tetap menjadi
panglima dalam pemilihan metode yang hendak digunakan.
Bentuk
kekhawatiran pertama misalnya, kita pahami bersama bahwa terkadang jubah gelar
dan metode yang kita dapatkan dari bangku-bangku sekolah menjadikan kta jauh
dari diri kita yang sebenarnya sehingga, terkadang anak-anak didik kita yang
masihi usia dini tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang jauh dari budayanya. Pada
taraf ini, desa Kerakas menginginkan agar-anak usia dini kami tumbuh sebagai
manusia yang memang dekat dengan tradisi dan budayanya, namun juga tidak
tercerabut dari kehidupan usia mereka yakni bermain.
Bentuk
pendidikan yang kedua, kami selaku bunda PAUD menitik beratkan tugas besar ini
kepada diri kami sendiri, orang tua dan seluruh tenaga pendidik agar mampu
menarik metode yang sesuai dengan unsur lokal dengan meraciknya menjadi metode
yang disenangi dan disukai oleh anak-anak.
Sebagai
penutup, harapan besar tetap kami sematkan pada seluruh masyarakat yang ada
agar semakin bersemangat untuk sama-sama membangun generasi yang berkualitas,
cerdas dan sehat melalui program yang ada sehingga lahirlah anak-anak yang
mampu meneruskan jenjang estafet bangsa ini.
Moto
Kami ”Generasi Cerdas, berlandaskan nilai lokal dan berwawasan Global”
Desa
Kerakas, 21 Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan dalam terbentuknya
kepribadian anak. Dalam bahasa yang berbeda, pendidikan anak usia dini (PAUD)
merupakan pendidikan yang fundameltal dalam membentuk karakter dan kerangka
dasar dari pengetahuan anak. Disamping itu, pendidikan anak usia dini sangat
diperlukan dalam upaya peningkatan dan pertumbuhan serta perkembangan jasmani
dan rohani sehingga anak-anak Indonesia memiliki kesiapan dalam menyongsong
jenjang pendidikan selanjutnya. Sebagai mana disebutkan para ahli bahwa usia
dini merupakan usia emas (golden age)
yang hanya terjadi satu kali seumur hidup mausia. Sehingga dengan demikian,
pada masa inilah hendaknya dilakukan penanaman dasar-dasar pengetahuan dan
perkembangan baik fisik, emosional, bahasa dan kemampuan berinteraksi secara
sosial dengan lingkungan sekitarnya.
Selain
itu, menurut Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan
Nasional, Pasal 12 Ayat 2 menyatakan “Selain jenjang pendidikan sebagaimana
dimaksud pada Ayat satu, dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah.” adalah
pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan
keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara
utuh sesuai dengan atas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup (Ramaikis
Jawati, 2013 : 252).
Dengan
demikian, Kesadaran akan pentingnya pendidikan sejak usia dini telah mendorong
pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, untuk membuat sebuah
direktorat baru yang bernama Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian ransangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Oleh
karena itu, dapat juga dikatakan bahwa fungsi pendidikan anak usia dini adalah
supaya perkembangan kemampuan anak dapat berkembang secara utuh sesuai dengan
usianya. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan
perilaku agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini(Santoso, 2004 : 27).
Perkembangan
kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan, yang
didorong rasa ingin tahu yang besar pada diri anak. Kognitif akan cepat
berkembang, apalagi melalui permainan yang menggunakan benda yang disukai anak.
Anak
usia dini memiliki kepekaan tersendiri pada dirinya. bentuk interaksi dirinya
dengan hal-hal yang berada disekitarnya akan terekam dengan baik dan menjadi
acuan dalam bertindak dikemudian hari. Sehingga bagi pelaksana pendidikan pada
PAUD diperlukan cara yang tepat dan metode yang tepat pula dalam melakukan
pembinaan terhadap anak usia dini.
Sehingga
dengan demikian, Perkembangan dan
pertumbuhan pada anak harus distimulasi dengan baik, agar tugas perkembangannya
dapat berkembang secara optimal. Salah satu tugas perkembangan yang harus
distimulasi adalah perkembangan kognitif dengan mengenalkan benda-benda yang
ada di sekitar anak. Dalam pertumbuhannya, anak-anak tidak dapat dipisahkan
dari benda-benda yang ada di sekitarnya. Sejak kecil mereka sudah mengenal
benda-benda terdekatnya yang bentuk bendanya sama dengan bentuk geometri,
misalnya koin, lemari, meja, buku, bola, atau benda lainnya yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari dan keperluan bermain
(Mukhtar Latif, Zukhairina, Rita Zubaidah, dan Muhammad Afandi, 2013 : 3).
B. Tujuan
Berkaitan
dengan dengan penulisan Profil Bunda PAUD ini, kami memiliki maksud dan tujuan
untuk menggambarkan aktifasi dan keseriusan kami selaku Bunda PUAD dalam
melaksanakan pembinaan terhadap anak usia dini dengan berkoordinasi dengan
ragam instasi agar tujuan dan cita-cita luhur kami tercapai.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Gambaran
yang kami berikan adalah berkaitan dengan keadaan kami di Desa Kerakas
khususnya PAUD Desa Kerakas dalam melakukan pembinaan dan pendidikan terhadap
anak-anak udia dini di desa Kerakas kami tercinta.
BAB II
PROFIL WILAYAH DESA KERAKAS
A. Jumlah Penduduk Desa Kerakas
Jumlah
Penduduk berdasarkan Jenis kelamin dan KK
NO
|
NAMA DESA/KELURAHAN
|
JUMLAH LAKI-LAKI 2015
|
JUMLAH PEREMPUAN 2015
|
JUMLAH KK 2015
|
JUMLAH PENDUDUK 2015
|
1.
|
KERAKAS
|
656
|
613
|
385
|
1269
|
B. Kondisi Geografis
Desa
Kerakas merupakan desa yang berbatasan langsung dengan beberapa desa yang ada
di Kabupaten Bangka Tengah. Secara iklim, desa Kerakas sama dengan desa-desa
pada umumnya. berkaitan dengan batas wilayah, di sebelah barat, desa kerakas
berbatasan langsung dengan desa Kerantai. Di sisi timur berbatasan dengan desa
Kemingking. Di sisi Selatan berbatasan langsung dengan desa Lampur dan pada
sisi Utara berbatasan langsung dengan desa Sungkap.
Sebagaimana
curah hujan yang cukup tinggi, desa kerakas dikelilingi oleg hutan hujan tropis
yang sangat luas, hal ini ditambah dengan secara mayoritas desa Kerakas berada
di daerah perbukitan sehingga tampak indah untuk dikunjungi.
C. Kondisi Sosial Budaya
1. Desa
Kerakas dapat terbilang sebagai desa yang sangat majemuk yang berada di wilayah
Kecamatan Sungaiselan. Kurang lebih 40%
penduduk kerakas berasal dari ragam suku dan budaya seperti Jawa, batak, Flores
dan etnis tionghua. Namun dari kesemuanya, budaya melayu tetap kental terasa
dengan angka kisaran 60% penduduk desa Kerakas adalah Melayu Bangka. Namun
demikian secara sosial kami mampu berbaur dengan baik dan harmonis tanpa ada
cras interes kesukuan.
2. dari
sisi perekonomian, Masyarakat desa kerakas pada umnya berprofesi sebagai petani
lada dan palawija. Angka kisaran masyarkaat yang bertani berkisar hingga 70%.
Sedangkan sisanya berprosesi sebagai pekerja harian dan pendulang timah.
3. budaya
yang ada pada desa Kerakas terbilang beragam. Namun bentuk majemuk yang
ditunjukkan dari sisi suku dan budaya justru melahirkan kebersamaan dan
semangat gotongroyong yang tinggi pada masyarakat.
BAB III
Program dan Pelaksanaan Kegiatan
PAUD
A. Angka Partisipasi Kasar
Sebelum
masuk pada angka-angka yang berkaitan dengan partifasi, kami jelaskan terlebih
dahulu pembagian usia kurun waktu anak usia dini sekaligus pola koordinais kami
terhadap pembinaan anak usia dini di desa Kerakas Kecamatan Sungaiselan.
Berdasarkan
keunikannya dalam perkembangan dan pertumbuhan, anak usiadini terbagi ke dalam
tiga tahapan yaitu: masa bayi usi lahir – 12 bulan, Masa balita usia 1 – 3
tahun, (3) masa pra sekolah usia 3 – 6 tahun, (4) masa kelas awal SD usia 6 – 8
tahun. KBK (2002).
Berdasarkan
pembagian kurun usia diatas, pada fase usia awal kelahiran hingga 2 tahun kami
berkerja sama dengan dinas kesehatan yang aktif dalam melaksanakan kegiatan
POSYANDU di Desa Kami minggu kedua setiap bulannya. Sedangkan pada tatran usia
dini 0-6 tahun kami berkerjasama dengan dinas KB dalam melaksanakan kegiatan
Bina Keluarga Balita (BKB) secara bersamaan. Jika melirik model BKB ini desa
Kerakas berada pada model yang pertama, yakni pelaksanaannya dilaksanakan
secara bersamaan namun pada tempat yang berbeda sesuai kelompok usia
masing-masing.
PAPARAN DATA
PAUD
NO
|
Nama Desa
|
KK Yang Memiliki Balita 2-6 Tahun
|
Persentase Kaktifan dalam PAUD
|
Keterangan
|
1
|
Desa
Kerakas
|
132
|
98%
|
Data
PAUD dan Desa Tahun 2015
|
Data
ini menunjukkan angka 98% dikarenakan terdapat pendatang yang telah melakukan
pindah jiwa namun belum melibatkab anknya dalam kegiatan PAUD. Dalam proses
kami akan berusaha mencapai angka 100%.
POSYANDU
NO
|
Nama Desa
|
KK Yang Memiliki Balita 0-2 Tahun
|
Persentase Kaktifan dalam PAUD
|
Keterangan
|
1
|
Desa
Kerakas
|
67
|
63%
|
Data
Keaktifan POSYANDU Hingga Oktober 2016
|
Data
ini menunjukkan angka persentasi yang masih rendah sebagai standar nasional
yang menyentuh angka kurang lebih 90%. Selaku Bunda PAUD sekaligus Ketua Tim
Penggerak PKK Desa Kerakas kami akan berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat
yang memiliki balita usia POSYANDU agar aktif sehingga ada peningkatan
kesertaan.
BKB
(Bina Keluarga Balita)
NO
|
Nama Desa
|
KK Yang Memiliki Balita 0-6 Tahun
|
Persentase Kaktifan dalam PAUD
|
Keterangan
|
1
|
Desa
Kerakas
|
199
|
87%
|
Data
Keaktifan POSYANDU Hingga Oktober 2016
|
Data
berasal dari Penyuluh Keluarga Berencana Desa Kerakas. Angka ini berasal dari
komulatif antara Masyarakat yang hadir di POSYANDU dan PAUD dimana tempat
pelaksanaan kegiatan BKB dilaksanakan. Perlu dipahami bahwa yang menjadi
sasaran kegiatan BKB adalah orang tua yang memiliki balita.
B. Kerjasama dan Dukungan
Dukungan
yang kami berikan dalam pelaksanaan kegiatan PAUD di Desa Kerakas adalah dana
tetap yang kami anggarkan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2015 dengan
besaran anggaran sebesar 5 Juta Rupiah pada tahun 2015 dan 9 Juta Rupiah pada
Tahun 2016.
Selain
itu, melalui dana APBD kader BKB juga mendapatkan insentif setiap bulannya dan
diserahkan setiap 3-6 bulan sekali tiap tahunnya.
C. Pemenuhan Target Program PAUD
Hingga
kini desa Kerakas telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam
melaksanakan program PAUD Desa. Namun demikian, keseriusan kami tetap kami
tunjukkan dengan terus melakukan peningkatan terhadap sarana dan prasarana yang
ada seperti pengadaan alat-alat ajar dan sarana prasarana yang berkaitan dengan
pelaksanakan proses belajar mengajar di PAUD Desa Kerakas.
D. Inovasi dan Kreatifitas
1. Berkaitan
dengan motovasi dan partisifasi masyarakat, pada umumnya masyarakat Desa
Kerakas telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Kami katakan signifikan
karena kami yakini bahwa manusia akan terus senantiasa berproses dan belum akan
sampai pada kesempurnaan. Namun dengan adanya kebijakan bahwa untuk masuk
sekolah dasar harus menyertakan sertifikat PAUD, maka dengan sendirinya
masyarakat berbondong-bondong untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan pendidikan
PAUD di desa kami tercinta.
2. Sedangkan
berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, program PAUD Desa Kerakas juga telah
berkembang menjadi TK sehingga cakupannya bisa lebih spesifik dan terarah.
3. Pada
dasarnya dari sisi internal, telah dilaksanakan kegiatan perlombaan pada
anak-anak didik agar mereka tumbuh menjadi manusia yang terbiasa dalam nuansa
kompetitif. Sedangkan pada sisi eksternal, kami menyambut baik pelaksanaan
ragam kegiatan lomba PAUD yang diadakan dengan harapan, kami mampu untuk
mengetahui kekurangan kami dibanding PAUD yang ada di desa-desa yang lain
sehingga PAUD di desa Kerakas kami ini semakin baik di kemudian hari.
4. Kaitannya
dengan peningkatan kapasitas dan mutu PAUD, kami berusaha untuk menghadirkan
tenaga pendidik yang berkualitas dan sesuai dengan standar kompetensi yang ada
sehingga pada sisi SDM diupayakan tidak perlu ada keraguan lagi. Selain sarana
prasarana yang terus mengalami upgrading setiap tahunnya.
BAB VI
PENUTUP
Demikian
profil Bnda PAUD ini kami susun dengan harapan dapat dugunakan dengan baik oleh
para yang berkepentingan sekaligus sebagai data identitas diri dan patokan
dalam melakukan kegiatan serta bagi kalangan eksternal dapat digunakan sebagai
salah satu bahan rujukan dan pembelajaran. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan profil ini masih ada beberapa kekurangan sehingga secara etis
diharapkan masukan yang membangun demi perbaikan kelompok dan kegiatan kami.
Terimakasih. Wassalam...
Add caption |
0 komentar:
Posting Komentar